"Menggambarkan keteguhan iman Bestami ibarat berusaha memudarkan minyak pernis dengan air.
Setiap perbandingan adalah satu titik debu yang terbang dalam kemilau cahaya.
Dan jika saya mengatakan bahwa matahari tak tampak adalah titik debu tersebut, berarti saya telah menyembunyikan sesuatu.
Engkau telah menemukan buih-buih lautan, namun bukan samuderanya.
Seandainya sinar terang keteguhan iman Syekh Baba sungguh-sungguh terbit di ufuk timur, maka segala sesuatu yang berada di bawah kerak bumi ini menjadi tumpukan misteri, dan segala sesuatu yang berada di atas langit dili- puti oleh cahaya terang yang hijau.
Yang manakah dia,
Jiwa yang diliputi cahaya kegemerlapan, atau tubuh yang terbuat dari tanah?
Ceritakan padaku, Paman!
Aku dalam sebuah kebingungan. Semua ini terang cahaya sekaligus tubuh! Lalu siapakah gurunya?"
(Masnawi, V, 3400-3408)
0 Komentar